(Draf Buku 2017)
Jumat, 17 Februari 2017
“Melupakan bukanlah hal yang menyenangkan”
Mungkin kamu pernah jatuh kepada seseorang dengan
begitu cinta. Kamu menjatuhkan hatimu sejatuh-jatuhnya. Kamu merelakan waktumu
lebih banyak dari biasanya. Juga menghabiskan usiamu hanya untuk mencintainya
saja. Katanya, dia juga mencintaimu seperti perasaanmu yang menggebu di dalam
dada. Katanya, kamu adalah seseorang yang selalu ia jaga dari senja ke senja. Hingga
hari-harimu berlalu begitu saja. Membuat kenangan demi kenangan semakin banyak
tercipta.
Kamu menjalani hari-harimu sebagaimana adanya. Cinta dan
semakin cinta. Membuatmu berhenti mencari yang sempurna. Mungkin bagimu tidak
ada yang sempurna sebab kamu selalu merasa cukup karena dibuatnya merasa berarti
menjalani hidup. Memang demikianlah seharusnya. Mencintai adalah perihal
merelakan hati untuk saling memberi bahagia bukan malah membuat semua yang
diperjuangkan menjadi sia-sia.
Namun kamu tidak pernah tahu bagaimana hati seseorang
yang kamu cinta. Hatinya bisa saja berubah seratus delapan puluh derajat. Ia yang
sebelumnya mencintaimu dengan begitu hebat. Bisa saja semenah-menah
meninggalkanmu cepat ataupun lambat. Ia bisa saja menjadi seorang pengkhianat. Lalu
memilih hati lain yang menurutnya lebih baik. Ia lupa bahwa kamu pernah
menenangkan segala resahnya yang begitu pelik.
Tidak mengapa, memang
risiko merelakan hati adalah harus selalu siap ditinggalkan pergi. kamu harus
terus berjalan meskipun sendiri. Kamu harus terus bertahan meskipun semua
terasa begitu perih. Kamu harus mengobati luka-lukamu hari demi hari. Biarlah ia
pergi meskipun di hatimu selalu saja ingin ia kembali. Sebab percuma saja
berharap lebih jika itu hanya akan membuat hatimu terasa letih. Percuma saja
berharap banyak jika itu hanya membuat dadamu terasa sesak. Oleh sebab itu, belajarlah untuk melupakan pelan-pelan. Meski kamu tahu
itu bukanlah hal yang menyenangkan.
(Draf Buku 2017)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Keren, idola baru. Kunjungi blog saya juga ya mas, saya masih memulai untuk menulis, biar bisa punya buku kayak mas ekik wkwkwk
penakypuh.blogspot.com
Posting Komentar