Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Minggu, 06 Mei 2018

"Marc Spelmann"


sumber foto : google

Untuk pertama kalinya, saya menonton pertunjukkan magic yang mengharukan. Seminggu lalu seseorang telah memukau para juri Britain's Got Talent dengan aksinya. Ia adalah Marc Spelmann.

Sebenarnya pertunjukkan yang ia tampilkan sudah umum dilakukan oleh magician lain, karena di Indonesia juga ada Deddy Corbuzier maupun Demian yang seringkali menampilkan sulap mengenai prediksi. Tapi Marc menampilkan sesuatu yang berbeda. Ia tampil dengan sebuah kisah mengharukan melawan kemustahilan. Ia hadirkan kisah nyata akan keajaiban membenturkan takdir dengan usaha-usaha keras. Bagi saya, Marc adalah satu-satunya yang menampilkan sulap dengan sebuah rangkaian cerita. Atau barangkali ada yang lain? Entahlah, saya yang tidak tahu atau malas mencari tahu. 

Marc membuka pertunjukkannya dengan melibatkan para juri. Mereka diberi kesempatan untuk memilih warna pensil, kartu kartun, memutar rubik, juga melingkari kata dalam sebuah buku yang nantinya akan menjadi pertunjukan inti dalam trik sulapnya. Setelah selesai dengan para juri, Marc memulai kisahnya melalui video yang sudah ia siapkan. Dalam video itu diceritakan bahwa ia bersama Tessa, istrinya, sudah mencoba lebih dari 5 kali untuk membuat bayi tabung karena mereka belum dikaruniai anak selama pernikahannya. Hingga suatu ketika untuk kesekian kalinya keajaiban itu datang dan akhirnya Tessa bisa hamil.

Isabella, anak mereka, dalam video tersebut tampak memegang sebuah pensil warna merah dan tidur bersama boneka yang mana keduanya sesuai dengan yang dipilih juri. Hadirin takjub. Bukan saja memukau, tapi kisah yang ia ceritakan memiliki nyawa tersendiri dalam pertunjukkannya. Kombinasi yang tepat, menurut saya. 

Mata hadirin mulai berkaca-kaca ketika Marc menceritakan lebih lanjut bahwa beberapa bulan setelah mengandung, istrinya menderita kanker payudara. Tubuhnya mulai kurus, rambutnya rontok, dan ada kesedihan mendalam pada video yang ia tampilkan. Saya turut merasakan itu. Tapi keajaiban belum berhenti. Mereka terus berusaha agar anaknya bisa lahir dengan selamat bersama Ibu yang tetap sehat. Demi mewujudkan impian itu, Tessa harus menjalani kemoterapi dan mastektomi.

Dalam video berikutnya, tampak Isabella memainkan sebuah rubik dan pola rubik itu sama dengan yang telah diacak oleh juri. Saya terpana dan keterpanahan itu akhirnya sampai pada puncaknya ketika dua tahun lalu Marc membuat video tentang kata pertama yang diucapkan oleh Isabella, anaknya. Tanpa disangka yang ia ucapkan sama dengan kata yang dilingkari oleh juri pada sebuah buku. Penonton dan hadirin berdiri memberikan tepuk tangan, dari mata mereka tampak ada bening air mata yang tak kuasa menahan harunya kisah dan pertunjukkan itu, meski menonton melalui youtube, saya juga larut dalam kesedihan yang sama. 

Saya sadar satu hal, sulap tidak selamanya tentang menghilangkan benda dan memunculkannya lagi. Sulap juga bukan hanya pertunjukkan dalam panggung megah yang dihadiri ribuan penonton. Sulap sejatinya adalah keajaiban-keajaiban dalam hidup setelah kita berusaha sekuat tenaga mencapai batas-batas yang barangkali mustahil terjadi. Dan kisah Marc dengan istrinya adalah bagian dari keajaiban itu. Kisah itu bukanlah kisah sedih, tapi kisah mengenai perjuangan untuk menunjukkan apa yang sebenarnya bisa dilakukan oleh sihir. Dan jika dalam hidup kita jarang sekali beroleh keajaiban, barangkali kita lupa akan kehadiran Tuhan yang seringkali cara kerjanya begitu misterius.

Eki Lesmana

0 komentar:

Posting Komentar